Belakangan ini tengah ramai tentang mural. Tahu sendirilah mural mana yang ramai!
Sangat mudah untuk menemukan mural di lingkungan sekitar saya. Hampir di tembok-tembok tak berpenghuni terdapat satu dua tiga mural menyempil. Gambarnya pun beragam dari mulas yang nyeleneh hingga estetik.
Saya pernah berimajinasi kelak satu dua tembok di rumah baru saya akan dihiasi mural. Namun sembari menunggu saya membeli rumah baru. Saya akhirnya memutuskan berkreasi di rumah yang saya tinggali sekarang.
Saya membuat sebuah gambar sederhana di halaman depan rumah atau carport. Kegiatan melukis ini percents setelah sebelumnya saya mengecat rumah ruya.
Pembuatan pola memakai selotip kertas./Dok. Rulfhi Alimudin
Langkah pertama, saya membuat semacam pola. Saya membuat pola tersebut dengan bantuan selotip kertas. Nantinya selotif kertas ini bakal menjadi batas ruang yang memudahkan pewarnaan. Dengan demikian, siapa saya termasuk anak-anak akan mudah mengecat ruang tersebut dengan warna yang tersedia.
Pewarnaan dengan cara mengecat dan pilox./ Dok. Rulfhi Alimudin
Pewarnaan dengan cara mengecat dan pilox bareng adik./ Dok. Rulfhi Alimudin
Dalam proyek ini, saya memakai 3 warna yakni biru, kuning, dan merah. Untuk warna biru dan kuning saya memakai cat tembok. Sedangkan warna merah memakai cat pilox.
Hasil akhir pengecetan./Dok. Rulfhi Alimudin
Saya menyelesaikan proyek ini sekitar dua hari. Dikerjakan di sore hari dengan kecerian dan canda tawa. Anggap saja mewarnai rutinitas selama PPKM. Untuk prosesnya sendiri bisa kalian lihat di video di bawah ini!
Next proyek saya akan membuat gambar 3D di sebelah gambar yang ini. Tunggu saja!
Mengecat rumah kuya Duo Amaw dengan cat no drop pelapis anti bocor./Dok. Rulfhi Alimudin
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memaksa saya untuk berpikir keras mencari kesibukan lain selain bekerja saat di rumah saja. Jujurly, bekerja dari rumah tanpa ada tuntutan ke kantor terasa menyenangkan jika hal tersebut dilakukan dalam rentang waktu sebentar. Namun jika terlalu lama akan terasa memuakkan. Oleh karena itu saya harus mencari alternatif kegiatan selain bekerja yang bisa dilakukan di rumah saja. Kegiatan yang bisa menjaga kewarasan nalar di tengah situasi yang tak pasti ini.
Saya perlu melihat sekitar rumah, untuk menemukan kegiatan yang baru. Saya pun tersadar memiliki kolam yang menjadi rumah bagi dua kura-kura brazil peliharaan saya. Mereka diberi nama Duo Amaw. Mereka memiliki rumah baru di depan baru yang baru saja rampung. Rumah tersebut masih belum dicat. Saya pun memutuskan mengecat rumah itu. Aktivitas mengecat bagi saya selayaknya mewarnai di buku gambar. Hal ini sangat menyenangkan.
Berbekal uang 100 ribu, saya pergi ke toko matrial Haji Ara. Setibanya di sana saya dengan suka rela menukar uang tersebut dengan 1 kg cat no drop warna biru, kuas ukuran 8 inch dan uang Rp47 ribu. Setelah itu saya pulang ke rumah.
Saya menggunakan cat no drop pelapis anti bocor warna biru./Dok. Rulfhi Alimudin
Proses berkreasi pun dimulai. Sebelumnya saya membersihkan dahulu rumah Duo Amaw dari debu-debu jalanan. Selepas bersih saya langsung mengecat rumah tersebut. Saya tidak mencampur cat ini dengan air atau thiner, karena saya ingin lapisan cat ini berfungsi sebagai pelapis anti bocor. Pulas demi pulas, rumah Duo Amaw pun mulai berwarna biru. Warna biru kian terang benderang kala diterpa sorotan senja. Saya menyelesaikan proyek ngecat ini dalam waktu relatif singkat. Mulai bada Ashar hingga sebelum adzan maghrib. Tak perlu lembur, lagian hoream juga jika harus lembur mah.
Rumah Duo Amaw dicat no drop pelapis anti bocor warna biru./Dok. Rulfhi Alimudin
Pengerjaan mengecet rumah Amaw pun saya dokementasikan dan dapat disaksikan lewat video di bawah ini. Sekadar mengingatkan biasanya mendekati Hari Kemerdekaan 17 Agustus orang-orang berlomba mengecat pagar rumahnya agar menimbulkan kesan baru dan segar. Jika kamu malas ngecat silahkan kontak saya, kami dengan senang hati menerima borongan ngecat spesial Agustusan.