Rupaca
Powered by Blogger.
  • Beranda
  • Portofolio
  • Profil
  • Kategori
    • Catatan Perjalanan
    • Celoteh
    • Cerpen
    • Essai
    • Lomba
    • Kilas Balik
    • Riview
    • Ruang
    • Sosok
  • Kontak
  • Shop



Menjelang akhir musim Serie A, beredar kabar mengejutkan dari AS Roma. Bukan tentang gagalnya AS Roma meraih scudetto di musim ini. Tapi suatu hal yang lebih besar bagi Romanisti khususnya dan warga Italia pada umumnya, yakni lengsernya Pangeran Roma bernama Francesco Totti.

Jangan pura-pura ga tau siapa itu mas Totti. Totti salah satu pemain AS Roma yang paling Roma banget diantara pemain lainnya. Telah dicurahkan semua tenaga dan jiwa beliau untuk tim ini. Kalian boleh sebut saja dengan loyalitas tanpa batas.



Siapa  yang menyangka bahwa tim jerman dapat berjaya di semi final liga champion dan yang paling mengejutkan dengan skor yang cukup telak. Lawan yang dihadapinyanya juga bukan tim sembarangan , melainkan tim elite La Liga yaitu Barcelona & Real Madrid.

Pada pertandingan pertama yang mempertemukan Bayer Munchen vs Barcelona yang dimainkan di homebase Bayer Munchen,kalau dilihat dari segi pemain bisa dianggap sama-sama punya kualitas, dan para pengamat bola memperkirakan hasil pertandingan akan sangat ketat. Namun benar kata pepatah dulu bahwa bola itu bundardan bukan seperti matematika yang sudah pasti hasilnya. Hasilnya pun cukup mengesankan Bayer Munchen menang telak dengan skor 4-0.

Pertandingan di hari berikutnya yang mempertemukan antara Borrusia Dormund vs Real Madrid sepertinya akan berlangsung seru, dan akan menciptakan banyak gol, ternyata memang terjadi banyak gol dan yang banyak memungut bola digawangnya adalah Real Madrid. Yang paling menakjubkan lagi keempat gol yang diciptakan Dormund dihasilkan dari satu striker handal yang bernama Lewandonski.

Hasil Semi Final Liga Champion yang sangat mengejutkan, dan akankah tim Spanyol akan membalas kekalahan mereka di leg kedua. Tunggu saja tanggal mainnya.
Bravo Tim Jerman

Timnas Garuda Indonesia

Untuk kedua kalinya tim Garuda menuai hasil buruk di ajang AFC Suzuki Cup 2012, kegagalan ini mengulangi sejarah buruk di tahun 2007 di mana Indonesia gagal melaju ke babak semi final. Perjuangan Indonesia dalam mengarungi AFC Suzuki Cup kali ini memang banyak menemui masalah, dimulai di masa persiapan, tim ini terbentuk dengan kondisi pemain yang seadanya karena banyak pemain terbaik di negeri ini yang tidak bisa memperkuat Timnas hanya karena ego dua belah pihak organisasi yang tidak mau saling mengalah. Padahal tujuan dari dua organisasi yang berseteru ini adalah untuk memajukan persepakbolaan Indonesia agar bisa berprestasi di persepakbolaan Internasional. Entah ada tujuan lain yang ingin diraih sehingga konsiliasi antara PSSI dan KPSI urung tercapai kata sepakat. Padahal dualisme ini bila terus berlanjut maka Indonesia hanya tinggal menunggu sanksi dari FIFA, entah  sanksi larangan bermain untuk Indonesia di kancah Internasional, atau bahkan sanksi dihapuskannya Indonesia di keanggotaan FIFA.

Masalah yang mendera Tim Garuda ini bukan hanya disaat seleksi pemain saja tapi disaat tim ini sudah mulai berlatih. Ada ulah pemain yang melakukan indisipliner dengan keluar malam dan mengunjungi klub malam di Jakarta, disaat  pemain lain sedang beristirahat. Sialnya lagi bagi bek Timnas ini yaitu Diego Miechel dituduh melakukan pemukulan  terhadap pengunjung klub malam sehingga membuat dia tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia. Untung saja kejadian ini tidak berpengaruh terhadap kondusifitas timnas yang sedang fokus berlatih.

Disaat Timnas tinggal menghitung hari untuk berangkat ke Malaysia, Menpora tidak kunjung mengeluarkan dana untuk keberangkatan Timnas ke AFC Cup di Malaysia. Menpora beralasan tidak memberi dana bagi PSSI karena dinilai Timnas belum terbentuk dari pemain-pemain terbaik di negeri ini yang kebanyakan bermain di liga yang tidak  diakui oleh PSSI. Hal ini membuat sekumpulan para pecinta sepak bola Indonesia risau sehingga terbentuklah gerakan koin untuk Timnas. Akhirnya pun Indonesia bisa berangkat ke Malaysia tanpa sokongan dana dari Pemerintah.

Laga pertama Indonesia melawan Laos yang menurut hitungan di atas kertas Indonesia dapat menang dengan skor yang fantastis, karena Indonesia punya kualitas lebih baik dari Laos dan sejarah pun memihak ke Indonesia karena  Laos belum pernah menang lawan Indonesia. Namun realita nyata di lapangan Laos dapat menahan imbang Indonesia, bahkan kita harus dibuat bersusah payah untuk menyamakan skor menjadi 2-2. Di laga kedua kita melawan Singapura yang katanya di atas kertas Indonesia sulit untuk menang, namun siapa sangka gol funtastik Andik dapat membuat torehan manis saat lawan Singapura dengan skor akhir 1-0. Sehingga asa untuk lolos ke semi final tetap terjaga karena Indonesia hanya butuh hasil draw untuk memastikan lolos ke babak semi final. Namun lawan  terakhir kita ini bisa disebut sebagai musuh bebuyutan Timnas Garuda, apalagi masih ingat dibenak saya 2 tahun silam kita dikalahkan di final yang membuat kita gagal meraih piala untuk pertama kalinya, padahal di babak penyisihan  kita bisa menang lawan Malaysia. Namun apa mau dikata bola itu bundar. Benar saja di laga terakhir kita harus  menelan pil pahit karena kita dikalahkan Malaysia dengan skor 2-0 yang membuat kita gagal lolos ke babak semi final untuk kedua kalinya.

Namun dengan gagalnya Tim Garuda melaju ke babak semifinal tidak dapat menyalahkan pemain di lapangan yang sudah berjuang keras. Walaupun memang pemain kita tampil kurang maksimal karena tak dapat dipungkiri banyak  pemain yang minim jam terbang Internasional. Hanya beberapa pemain yang sudah banyak makan banyak  pengalaman Internasional. Sehingga tim ini hanya terlihat lebih mengandalkan skills Andik, apalagi tim ini belum  teruji mempunyai mental juara.

Dengan hasil ini mari kita semua tidak mencari kambing hitam, yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki secara bersama-sama agar ke depan sepakbola Indonesia lebih baik daripada hari ini.
 

Older Posts Home

Postingan Populer

  • Jelajahi Villa Isola Dalam Satu Babak
  • Leuhang, Sauna Tradisional Sunda
  • Nunggu Teka, Menimbang Kembali Makna Kebersamaan
  • Cara Pasang Grip Karet Raket Lining Asli
  • Cara Cek Raket Lining Asli atau Palsu?

Author


Hello, There!

Aloha, urang Rulfhi Alimudin biasa dipanggil Upi. Urang suka nulis tapi belum tahu suka kamu atau engga


Ikuti

Blog Archive

Artikel Pilihan

Ulasan: ‘Logan Lucky’: Steven Soderbergh dan Kelompok Pencuri

Copyright © 2016 Rupaca. Created by OddThemes