Rupaca
Powered by Blogger.
  • Beranda
  • Portofolio
  • Profil
  • Kategori
    • Catatan Perjalanan
    • Celoteh
    • Cerpen
    • Essai
    • Lomba
    • Kilas Balik
    • Riview
    • Ruang
    • Sosok
  • Kontak
  • Shop
Kuliner Malam Kota Bandung Wajib Dicicipi./Photo by Dinul Hidayat from Pexels

Kota Bandung tak pernah kehabisan cara untuk memuaskan lidah warganya dan para pelancong. Mulai dari matahari terbit hingga langit menghitam Anda bisa dipuaskan dengan seabrek kuliner di kota ini. 

Kali ini saya akan memberitahu kalian, kuliner di Kota Bandung yang hanya bisa ditemukan di malam hari. Kuliner-kuliner tersebut berada di sekitar pusat kota. Tentu kuliner-kuliner ini menjadi solusi bagi Anda yang doyan ngemil atau lapar di malam hari.


Tak perlu berlama-lama lagi mari simak saja 4 kuliner malam Kota Bandung yang wajib dicicipi.  

 

1. Bacang Panas Braga

Kuliner pertama yang bisa menjadi menu pembuka adalah Bacang Panas Braga. Sebuah makanan yang terbuat dari beras ketan sebagai lapisan luar dan di dalamnya terdapat daging sapi. Namun Bacang Panas Braga tidak memakai potongan daging sapi, melainkan potongan gajih (lemak) sapi atau tetalan yang ditaburkan di tengahnya.


Lapak Bacang Panas Braga ini Berlokasi di Jalan Braga, tepatnya di depan Apotek Kimia Farma Braga atau di seberang bekas gedung De Majestic. Kabarnya Bacang Braga sudah di jajakan sejak 1989. Untuk harga kuliner ini dibanderol harga Rp10.000 per pcs. 


2. Warung Ceu Mar


Tak jauh dari lokasi Bacang Panas Braga terdapat Warung Ceu Mar. Sebuah warung makan yang menyediakan masakan khas Sunda. Lokasi Warung Ceu Mar berada di Jalan ABC. Warung Ceu Mar menyuguhkan konsep prasmanan. Kita tinggal ambil nasi dan lauk yang diinginkan. 


Selain soal rasa, ada hal selalu teringat ketika mendengar nama Warung Ceu Mar, yakni pemilik warung yang bernama Ceu Mar selalu memanggil kasep (ganteng) kepada para pelanggan lelaki. Hal ini kadang menjadi bodoran di tongkrongan, mun maneh hayang kasep datang we ka Warung Ceu Mar.


Kabarnya untuk masalah harga, warung ini cenderung fluakutif. Saya banyak menjumpai cerita bahwa dengan lauk yang sama tetapi beda hari kadang harganya pun jadi beda.     


3. Nasi Kalong


Rekomendasi kuliner ketiga yang Bisa Anda cicipi adalah Nasi Kalong. Tempt makan ini merupakan salah satu yang populer di Jalan LLRE Martadinata atau Jalan Riau. Nasi Kalong menyediakan berbagai makanan mulai dari olaham ayam, tumis-tumisan dan masih banyak lagi. 


Lapak satu ini berada di area parkiran sebuah gedung. Namun jika mengunjungi tempat satu ini kita harus menyiapkan kedalaman dompet yang cukup tebal. Untuk 2 lauk dan makanan pendamping bisa kena Rp50.000 lebih. Meski overprice untuk jajanan malam, tapi tetap layak dicoba dan direkomendasikan.

 

4. Perkedel Bondon 


Terakhir ini adalah kuliner legendaris yang digandrungi pecinta kuliner di Kota Bandung. Makanan ini cocok jadi teman ngemil sambil nonton bola atau teman nasi biar kenyang. Namanya adalah Perkedel Bondon. 


Perkedel Bondon hanya tersedia setelah jam 11 malam. Berlokasi di seberang Stasiun Kereta Api Bandung, Jalan Kebon Jati Bandung. Perkedel Bondon terbuat dari kentang dan digoreng dengan penggorengan arang. Perkedel Bondon kian nikmat saat dicocol sambal terasi pedas.


Perkedel Bondon ini memiliki cita rasa memikat meskipun kita tahu bahwa ini hanya sebuah perkedel. Keunikan dari Perkedel Bondon adalah setiap pembeli akan mengantre sesuai dengan nomor antrean masing-masing. Jika ingin mendapatkan antrean lebih cepat bisa berkonsultasi dengan tukang parkir di sekitar lokasi Perkedel Bondon. 


Demikian rekomendasi kuliner di Kota Bandung yang hanya tersedia di malam hari. Siap mencoba kuliner-kuliner ini?


Dalam artikel Leuhang, Sauna Tradisional Sunda, kang Dede mengira saya yang akan membahas lahang. Lantaran hal tersebut, akhirnya saya keidean untuk membuat artikel tentang lahang. Saya pikir anak-anak kiwari tak mengenal lahang. Jadi apa itu lahang? Mari simak saja.  

Lahang adalah minuman yang dihasilkan dari sadapan nira atau sari aren. Minuman ini memiliki rasa manis dengan warna yang keruh. Lahang identik sebagai minuman khas Jawa Barat. Mungkin karena pada periode 70-an sampai 90-an minuman ini sangat populer di masayarakat Jabar.

Saya sendiri terakhir merasakan manisnya lahang tuh sekitar 3-4 tahun lalu. Saya menemukan penjual lahang di daerah Cigadung, Bandung. Saya meneguk satu gelas lahang seharga Rp. 5.000. Saat itu saya tidak sempat mengobrol dengan penjualnya karena harus buru-buru berangkat kerja. Setelah itu saya belum lagi menemukan penjual lahang. Duh kangen rasanya euy.  

Selain itu ada juga yang menyebut lahang sebagai minuman isotonik. Merujuk pengertian dari BPOM RI (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia) bahwa minuman isotonik merupakan minuman formulasi yang ditujukan untuk menggantikan cairan, karbohidrat, elektrolit, dan mineral tubuh dengan cepat. Artinya dapat mencegah dehidrasi karena tergantinya ion tubuh.

Saya rasa tidak salah juga jika memasukan lahang sebagai minuman isotonik. Karena setelah meminum ini badan saya terasa berenergi layaknya minum pocari sweet.

Cara Pembuatan Lahang

Untuk mendapatkan lahang, petani harus menyadap bunga jantan pohon aren di pagi hari. Bunga jantan pohon dipilih yang sudah mekar agar hasilnya pun melimpah. Langkah pertama sadap atau potong ujung bunga itu. Lalu ujung potongan dibungkus dengan ijuk. Tunggu hingga bekas potongan tersebut mengeluarkan nira. Proses menunggu keluarnya nira ini bisa memakan waktu minimal seharian.

Jika nira sudah keluar cukup banyak. Maka bungkus ijuk bisa dilepas dan diganti dengan lodong (bambu besar yang ujung sudah dibolongin). Akan tetapi lodong yang akan dipakai harus dicuci lebh dulu dan diasapi dengan bara api sampai lodong kering. Proses ini dikenal dengan istilah digorok. Selain itu proses ini juga kabarnya berpengaruhi pada kualitas nira yang dihasilkan.  

Artikel Populer: Borondong Majalaya, Oleh-oleh Khas Bandung Selatan 

Jika proses ini sudah dilalui maka lahang siap disajikan atau dijual. Para penjual lahang biasanya menggunakan lodong sebagai media simpan lahang. Pada bagian atas lodong ditutup ijuk sabuk kelapa. Mereka ngider di waktu pagi dan sore dari satu kampung ke kampung lainnya. Lahang yang dijual pun pastinya masih segar.

Muda dan tuanya pohon aren yang disadap bakal membuat warna lahang berbeda-beda. “Kalau warnanya putih, itu dari pohon aren muda, kalau kecokelatan itu dari pohon yang tua. Rasa yang tua lebih manis,” kata Yudha Purnama pemilik Lahang Sangkuriang dikutip dari ayobandung.  

Kabarnya juga jika lahang di simpan dalam waktu yang lama bakal rusak dan berubah menjadi minuman fermentasi yang mengadung alkohol.  

Manfaat Lahang Bagi Kesehatan

Lahang dipercaya memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan manusia. Mulai dari melancarkan pencernaan, melancarkan ASI, menurunkan demam. Kandungan sukrosa dan kalori pada lahang bisa mengembalikan energi yang hilang setelah seharian beraktifitas. Oleh karena itu tak heran bila banyak yang menyebutkan sebagai minuman isotonik.

Baca juga: Apa yang Buat Nasi Goreng Dendeng Lemak Tiarbah Enak?

Kendati begitu lahang kalah saing dengan minuman bermanfaat lainnya yang tersedia di minimarket. Mungkin agar dapat bersaing diperlukan evaluasi dan merancang strategi bisnis untuk pengembangan lahang. Entah itu membuat perkebuan pohon aren agar produksi lahang bisa banyak, pengemasan ulang lahang dalam bentuk kemasan agar dapat dijual di minimarket.

Mungkin kamu tertarik mencicipi lahang atau mau bisnis lahang?  

*Foto lahang di atas source linisehat.com

sauna leuhang

Apa yang ada dibenak kamu jika mendengar kata leuhang?

Bagi sebagian masyarakat Jawa Barat khususnya Sunda mengenal leuhang sebagai salah satu cara untuk menyehatkan badan. Pasalnya uap panas yang dihasilkan dari air leuhang kaya akan manfaat bagi tubuh. Jadi apa sebenarnya leuhang itu?  

Menurut Kamus Basa Sunda, R.A Danadibrata Leuhang adalah godogan dangdauan nu karesed atawa nu parahang, caina haneut-haneut dipake mandi supaya sehat; sok disebut oge cileuhang. Artinya air mendidih dari beragam daun yang memiliki rasa sepat, airnya bisa dipake mandi supaya sehat; airnya disebut juga cileuhang.

Kabarnya jika orang Sunda kena penyakit kulit, mereka akan mengobatinya dengan cara dileuhang. Selain itu kerap digunakan juga bila mereka sakit flu, dan bahkan kabarnya bisa membantu menurunkan berat badan.

Baca juga: Sarung Indie Asal Majalaya

Berbicara leuhang, saya memiliki pengalaman. Belum lama ini, orang tua saya membawa beragam daun dari temannya di daerah Ciwangi, Majalaya. Beragam daun tersebut direbus untuk dijadikan leuhang. Dalam satu keresek hitam itu terdapat daun sirih, kayu manis, honje, pandan.

Batang Honje Bahan Leuhang
Daun Sirih Bahan Leuhang
Daun Salam Bahan Leuhang

Daun-daun tersebut di rebus sampai mendidih. Jangan lupa siapkan sebuah ruangan darurat atau portable untuk sarana dileuhang. Saat itu saya memakai peralatan seadanya yakni kain sarung, selimut yang dijadikan semacam sasaungan. Di dalam saung tersebut nantinya saya duduk menghadap panci berisi cileuhang. Saya aduk-aduk, lalu hisap uapnya. Berceceran keringat di tubuh saya. Kalau tidak salah saya bertahan dalam sasaungan itu sekitar 10-15 menit. Kalau kelamaan nanti bisa pusing yang akhirnya pingsan deh.

Leuhang sauna sunda rempah-rempah

Leuhang Sarana Pengobatan Alternatif

Tentu melihat ini, kamu pasti sedikit membayangkan bahwa leuhang hampir mirip seperti sauna. Saya bisa mengiyakanannya, tapi ada perbedaannya. Jika sauna hanya mengandalkan uap air biasa akan tetapi leuhang memakai uap yang mengandung rempah-rempah seperti yang telah saya sebutkan, ada sirih, kayu manis dan lainnya.

Rempah-rempah inilah yang dipercaya bisa sebagai pengobatan. Selain itu aroma yang dihasilkan rempah-rempah ini seperti aroma terapi. Menyejukan dan mendinginkan kepala. Eh ko dingin sih, tetep aja panas tahu.

Baca juga: Borondong Majalaya, Oleh-oleh Khas Bandung Selatan

Hingga artikel ini ditulis saya belum menemukan sebuah penelitian akademik tentang manfaat leuhang. Kendati begitu saya merasakanya sendiri khasiatnya. Dileuhang sebanyak dua kali saja, badan saya merasa segar, hidung tidak mampet lagi. Sehingga dengan dileuhang secara rutin, saya percaya akan baik bagi kesehatan tubuh.

Rempah-rempah untuk leuhang sunda

Leuhang di Belahan Dunia Lainnya

Banyak orang sudah tak asing dengan sauna atau spa. Sarana menjaga kebugaran tubuh melalui mandi uap. Kegiatan ini sangat laris di hotel-hotel yang ada di dunia.  Kabarnya praktek ini sudah berlangsunng sejak zaman Romawi kuno. Bahkan tentara Roma rutin melakukan ini sebagai pengobatan luka yang didapat ketika perang. Kegiatan spa ini berkembang di Jepang dengan nama ryoken, di Turki dikenal dengan hammams, dan Finlandia dengan nama Sauna. Nah di Jawa Barat sendiri ada yang namanya leuhang.

Artikel Populer: Cara Sesat Menangkal Konten Porno

Selain itu, dalam beberapa anime seperti One Piece, saya kerap menemukan scene para tokohnya yang tengah berada di pemandian air panas atau sauna. Entah itu melepas lelah atau jadi ajang berkumpul bersama kawan. Tapi karena itu praktek ini terus hidup dan bertahan.

Saya berpikir leuhang perlu kembali dikabarkan pada kaum milenial sebagaimana Jepang mengenalkan budayanya lewat anime atau manga.


Masa Depan Leuhang di Priangan

Sebagai mana sauna dan spa yang selalu ada di hotel bintang lima, saya ingin leuhang berada di posisi tersebut. Leuhang menjadi sauna tradisional Sunda yang bisa naik kelas. Setiap hotel yang berada di Jawa Barat memiliki ruangan leuhang. So sangat menarik.

Saya pikir bisa juga dikembangakan sebagai sarana wisata unggulan khas Priangan. Sebagaimana wisata pemandian ari panas di Jepang. Ini bisa jadi sebuah daya tarik. Sehingga para wisatawan yang datang ke sini penasararan dengan leuhang. Kegiatan ini makin enjoy kala ditemani makanan tradisional dari Priangan semacam opak, borondong, ulen dan sebagainya.

Ah saya mau bikin leuhang lagi.



Older Posts Home

Postingan Populer

  • Cara Pasang Grip Karet Raket Lining Asli
  • Cara Cek Raket Lining Asli atau Palsu?
  • 3 Tips Menerobos Banjir Bagi Sepeda Motor Matik dan Bebek, Syarat dan Ketentuan Berlaku
  • Jelajahi Villa Isola Dalam Satu Babak
  • Istilah-istilah Teknis Dalam Penulisan Skenario atau Skrip

Author


Hello, There!

Aloha, urang Rulfhi Alimudin biasa dipanggil Upi. Urang suka nulis tapi belum tahu suka kamu atau engga


Ikuti

Blog Archive

Artikel Pilihan

Ulasan: ‘Logan Lucky’: Steven Soderbergh dan Kelompok Pencuri

Copyright © 2016 Rupaca. Created by OddThemes