Bagi
sejumlah orang memiliki rumah artinya tengah berinvestasi dalam waktu jangka
panjang. Rumah dianggap sebagai aset investasi lantaran setiap tahun harganya mengalami
kenaikan. Namun tak semua orang bisa memiliki rumah, hal ini berkaca pada generasi
milenial yang dianggap kesulitan untuk memiliki rumah pertamanya. Diperkirakan
pada tahun 2019 lalu terdapat kurang lebih 81 juta generasi milenial yang belum
memiliki rumah.
“Generasi milenial Indonesia
saat ini dihadapkan dengan persoalan sulitnya memiliki rumah. Hal ini terjadi
antara lain disebabkan karena pengeluaran konsumsi milenial tinggi, kenaikan
upah [rendah] sampai suku bunga,” ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahaan,
Kementerian PUPR, Khalawi Abdul dilansir dari tirto.id.
Dari beberapa kawan yang saya
temui (generasi milenial) memang benar, mereka memiliki pola hidup yang
konsumtif. Mereka lebih senang menghabiskan uang untuk pemenuhan gaya hidup
seperti pakaian, minuman, traveling.
Selain itu generasi milenial
dihadapkan dengan kenaikan upah yang tak sebanding dengan lonjakan harga
properti. Sehingga mereka berasumsi bahwa membeli rumah adalah hal yang sulit.
Alhasil mereka memilih mengkontrak rumah atau tinggal di rumah orang tua karena
dianggap pilihan tersebut paling realistis.
Dalam kasus lain, generasi
milenial kesulitan mendapatkan rumah idaman lantaran terjadi miss informasi.
Yakni mereka gagal menemukan rumah sesuai dengan budget yang disediakan dan
lokasi yang diinginkan.
Kiwari ada dua cara dalam melakukan
pencarian rumah idaman. Pertama dengan cara konvensional, yakni menelpon marketing
perumahan yang tercantum dalam brosur atau mendatangi dari satu perumahan ke
perumahan lainnya. Cara ini memiliki kelebihan karena calon pembeli dapat
melihat secara langsung kondisi rumah. Akan tetapi cara ini tidak efisien
lantaran menghabiskan waktu terlalu banyak.
Meskipun begitu cara tersebut kurang
ideal dilakukan saat ini, lantaran masih terjadi krisis pagebluk covid-19.
Sehingga pilihan mencari rumah secara daring ialah pilihan paling realistis di
masa sekarang. Cara ini dianggap efektif dan efisien, lantaran calon pembeli
bisa mengakses pencarian informasi rumah yang hendak dibeli tanpa harus keluar
rumah.
Kendati
begitu cara tersebut bukan tanpa hambatan. Sering kali terhambat oleh terbatasnya
informasi terkait rumah yang hendak dijual, pemilihan bank pelaksana yang
terbatas hingga kekhawatiran akan kredibilitas developer atau pengembang
perumahan.
Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan
Merespon permasalahan yang
menimpa masyarakat akan kebutuhan rumah tinggal yang layak huni dan terjangkau,
pemerintah meluncurkan program SiKasep. Berdasarkan keterangan laman pu.go.id,
SiKasep (Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan) adalah aplikasi buatan Pusat
Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR).
SiKasep memiliki tujuan untuk
menyalurkan dana bantuan pembiayaan perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan
Perumahan (FLPP) atau KPR bersubsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR). Sehingga masyarakat dapat memiliki rumah layak huni yang bisa diangsur
dalam kurun waktu tertentu. Program ini selaras dengan amanat Undang-undang
Dasar 1945 Pasal 28 H yang menyebutkan bahwa negara bertanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan rumah bagi setiap warganya.
Aplikasi yang diluncurkan pada
Desember 2019 lalu ini menyajikan ketersedian hunian secara real time,
lantaran didukung oleh para pengembang yang tergabung dalam asosiasi
pengembang. Para pengembang secara berkala memasok informasi melalui aplikasi
SiKumbang (Sistem Informasi Kumpulan Pengembang) dan terintregasi langsung pada
SiKasep. Kedua aplikasi tersebut sudah terjamin keamanannya karena telah
tersertifikasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Dihimpun dari database PPDPP per
26 Juni 2020, jumlah lokasi yang terdapat pada aplikasi SiKumbang telah
mencapai 10.408 lokasi dengan lokasi yang lolos pengecekan sebanyak 3.374
lokasi, 9.694 data terintegrasi dengan SiKasep dan dapat dilakukan akad, dan
29.135 rumah tersedia.
Data tersebut adalah data
nasional yang diambil dari 19 asosiasi pengembang di Indonesia, di mana
terdapat 6.001 pengembang. Selain itu, PPDPP juga terus mengembangkan SiKasep
agar teintegrasi ke dalam sistem pemetaan kavling hunian dan kualitas
bangungan. Sehingga nantinya calon pembeli bisa memantau secara langsung ihwal
hunian yang ready stok, terjual dan sedang dibangun.
Terintegrasi data tersebut tak
hanya mempermudah calon pemilik rumah, tapi bisa menjadi big data bagi
pemerintah dalam membuat kebijakan yang akan berhubungan dengen penyediaan
rumah idaman bersubsidi bagi semua kalangan.
Gapai Rumah Idaman Dengan SiKasep
SiKasep dapat diunduh di
Playstore yang tersedia di gawai Anda. Pasca berhasil menginstal SiKasep, Anda
diharuskan mengisi data diri dengan kelengkapan dokumen seperti KTP (Kartu
Tanda Penduduk) dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Untuk Anda yang belum memiliki
NPWP tak usah khawatir, saat ini bisa mendaftar terlebih dahulu karena lampiran
NPWP dipindahkan ke bagian verifikasi. Sehingga dapat disusulkan.
Melalui SiKasep memungkinkan
Anda untuk mencari rumah berdasarkan wilayah yang diinginkan seperti provinsi,
kabupaten/kota atau kecamatan. Setelah menemukan rumah yang cocok, Anda dapat
memilih bank pelaksana yang bermitra dengan pemerintah, baik itu syariah maupun
konvensional untuk pengajuan KPR FLPP.
Pada tahun 2020, tersedia 42
bank pelaksana yang terdiri dari 10 bank nasional dan 32 Bank Pembangunan
Daerah. Dari data yang tercatat oleh PPDPP per 26 Juni 2020, Bank BTN berada
diurutan pertama penyaluran FLPP tertinggi disusul oleh Bank BNI dan Bank BTN
Syariah diurutan kedua dan ketiga.
Baca juga: Aplikasi Sikasep, Solusi Mencari Rumah Tanpa Keluar Rumah
Pada tahap ini pengguna akan
menunggu pengecekan dari bank yang dipilih. Bilamana nanti muncul indikator
hijau artinya Anda bisa lanjut ke tahap selanjutnya, sementara bila muncul
indikator merah artinya pengajuan Anda ditolak.
Bagi Anda yang lolos, Bank KPR
FLPP akan segera memproses pengajuan dan melakukan verifikasi sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Lama verifikasi biasanya dalam waktu tiga hari kerja.
Setelah proses ini selesai, maka Anda berhak memiliki rumah idaman.
Sampai artikel ini diterbitkan
tercatat pengguna SiKasep telah mencapai 175.510 calon debitur, di mana 143.438
calon debitur dinyatakan lolos subsidi, dan 70.355 pengguna telah menerima dana
FLPP. Angka ini tentu akan kian bertambah seiring makin banyak masyarakat yang mengetahui
kemudahan SiKasep sebagai aplikasi pencarian rumah idaman bersubsidi.
Kementerian PUPR melalui PPDPP
sebagai pelaksana SiKasep dapat terus berinovasi dan mengembangkan aplikasi
ini. Menjadikan SiKasep sebagai platform user frendly yang memiliki
kecepatan, kemudahan dan keakuratan informasi perumahan bersubsidi di
Indonesia. Bahkan bukan tidak mungkin nantinya aplikasi ini dapat menjangkau
pembiayaan hunian lain seperti rumah susun atau apartement.
Hingga pada akhirnya narasi
mewujudkan rumah idaman dalam satu genggaman dapat terealiasi untuk semua
kalangan, termasuk generasi milenial. Rumah layak dan idaman untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia.
#1dekadeFLPP
#KaryaTulisSiKasep
#DBLKaryaTulisSiKasep
*Sumber Foto rooang.com
Referensi:
Tirto. (2019, 19 Juni).
Penyebab Generasi Milenial Indonesia Susah Punya Rumah. Diakses 28 Juni 2020,
dari https://tirto.id/penyebab-generasi-milenial-indonesia-susah-punya-rumah-ecGG
Kementerian PUPR. (2019, 20
Desember). Kementerian PUPR Luncurkan Aplikasi SiKasep Untuk Tingkatkan
Kemudahan Penyaluran KPR Bersubsidi. Diakses 28 Juni 2020, dari https://pu.go.id/berita/view/17760/kementerian-pupr-luncurkan-aplikasi-sikasep-untuk-tingkatkan-kemudahan-penyaluran-kpr-bersubsidi
PPDPP. (2020. 24 Juni).
SiKasep Terus Kembangkan Sayap. Diakses 28 Juni 2020, dari https://ppdpp.id/sikasep-terus-kembangkan-sayap/
PPDPP. (2020. 26 Juni).
SiKasep Untuk Seluruh Kalangan. Diakses 28 Juni 2020, dari https://ppdpp.id/sikasep-untuk-seluruh-kalangan/