Kamar Gelap
Malam
yang begitu dingin menusuk kesetiap inchi tulang. Memaksa lelaki dan perempuan itu
untuk masuk ke sebuah warung kopi di bilangan Pasirkaliki. Tentu warung kopi
tempat yang tepat, murah dan bisa menghangatkan tubuh dari dinginnya malam.
Lelaki itu memakai baju merah bergambar kartu joker, celana jeans lusuh dengan robekkan tepat dilututnya, dan sandal capit warna hijau. Dari raut wajahnya menunjukan ia berumur sekitar tiga puluh tahunan. Sedangkan si perempuan terlihat lebih muda mungkin berumur sekitar dua puluh dua tahunan. Dia punya rambut hitam panjang terurai, tubuh putihnya ia balut dengan tank top dan paha mulus tanpa bulu ia tutupi dengan rok merah jambu, lima centimeter di atas lutut. Dia juga pakai gincu merah di bibir manisnya.
“Mau
minum apa?" Tanya si perempuan
“Aku
mau minum wedang jahe aja,” kata si lelaki
“Baiklah,
kalau aku mau pesan kopi saja”
“Sejak
kapan kamu suka kopi? Ko aku ga tau sih"
“Makanya
banyakin waktu bareng aku” cetus si gadis
“Hushhh”
Si Lelaki dengan nada cukup kesal
Dipanggilah
penjaga warung. Penjaga warung kopi itu seorang ibu paruh baya dengan gelang
emas di tangannya. Lalu si lelaki menyebutkan dengan fasih pesanannya. Tak
perlu menunggu waktu lama, pesanan mereka datang. Secangkir kopi panas dan
segelas wedang jahe.
“Hari
ini aku belum dapat uang sepeserpun” keluh si perempuan
“Sabar,
kalau sudah rezekimu pasti bakalan datang, banyakin senyum aja”
“Yaelah,
apa hubungannya rezeki sama senyum”
“Ada
donk, tapi aku malas beritahu kamu. Pikir aja sendiri!”
Si
gadis menyeruput kopi yang ia pesan dengan nikmat. Sementara di luar hanya
terlihat satu dua kendaraan yang lewat. Sinar lampu remang-remang memberikan
penerangan yang seadanya di jalan sempit itu.
Berselang
sepuluh menit kemudian terlihat seorang pria berdiri di dekat tiang lampu.
Tentu si perempuan penasaran dengan apa yang sedang di cari si pria dekat tiang
lampu tersebut.
“Aku
pergi dulu yah, siapa tahu orang yang disana bisa membawa aku pada pundi-pundi
uang, kamu bayarin kopi aku yah!”
“Oke, jangan lupa kunci kamarnya yah”
“Tenang
aja, semua udah aman”
Lantas
ia pamit pada si lelaki yang berada disampingnya dan bergegas menghampiri pria
itu. Sementara si lelaki masih duduk di warung kopi, menghabiskan wedang
jahenya.
“Mas,
ada yang bisa saya bantu” Si perempuan sambil melempar senyum nakalnya
“Eh,
mbak. Saya lagi bingung cari penginapan murah sekitar sini”
“Kebetulan
sekali saya punya penginapan murah yang bisa disewa jam-jamanan atau harian”
“Boleh
saya lihat dulu, mbak!”
“Boleh
banget, yuk ikut saya!”
Si
perempuan mengajak si pria itu untuk menuju penginapan. Mereka berjalan kaki
menuju penginapan, si pria terlihat cukup heran melihat banyak sekali wanita
seksi berjajar, bak semua mannequin si
etalase toko. Ia ingin menanyakan pada
si perempuan tapi ragu.
Akhirnya
mereka sampai di penginapan. Lantas si perempuan membuka kunci penginapan tersebut.
Terlihat seekor kucing sedang tidur di salah satu sofa, entah masuk lewat mana.
Si perempuan tak mau tahu dan langsung mengusir kucing dari tidurnya yang
nyenyak. Penginapan tersebut merupakan rumah dengan satu ruang tamu dan empat
kamar tidur. Mereka berdua masuk ke rumah, dan kamar-kamar yang semula gelap
dinyalakan.
Si
pria melihat-lihat kamar yang bisa ia pilih untuk di tempati malam ini. Karena
sudah terlalu capek si pria langsung memilih salah satu kamar. Setelah memilih
kamar lantas si pria nego harga sewa kamar dengan si perempuan. Negosiasi berjalan
cukup alot, karena si pria sudah malas keluar mencari penginapan lain, akhirnya
ia menyetujui juga harganya.
Si
perempuan memberikan kunci kamar kepada si pria. Dan ia meloyor keluar rumah,
sambil berkata “Mas kalau cari kehangatan bisa telpon saya aja, itu nomor saya
ada di meja.” Si perempuan pulang ke rumahnya yang sebenarnya tak terlalu jauh
dari penginapan tadi. Dimana si lelaki di warung kopi yang merupakan suaminya sudah
menunggu ia dirumah.
Photo Credit to allsportsjewelry.info
Tags:
Cerpen
0 Comments